Contoh Laporan PTK Penjas SD/MI Atletik Lompat Jauh Bab II
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami Disini
PTK Kenaikan Pangkat - Contoh Laporan PTK Penjas SD Atletik Lompat Jauh Bab II - Di bawah ini adalah contoh BAB II laporan PTK kenaikan pangkat guru SD untuk mata pelajaran Penjaskes dengan materi atletik cabang lompat jauh gaya jongkok dengan media bantu kardus dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok melalui Penggunaan Alat Bantu pada Siswa Kelas V SD.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Lompat Jauh
a. Pengertian Lompat Jauh
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Lompat Jauh
a. Pengertian Lompat Jauh
Lompat jauh adalah salah satu nomor lompat dari cabang atletik. Dalam olahraga atletik dikenal beberapa jenis nomor lompat, yaitu lompat jauh, lompat jangkit (lompat tiga), lompat tinggi, dan lompat gala. Pada lompat jauh unsur-unsur yang dilakukan adalah awalan, tumpuan atau tolakan, melayang (gaya), dan mendarat. Dari keempat unsur di atas, semua erat hubungannya dengan aktivitas tungkai. Kekuatan tungkai sangat menentukan hasil lompatan dari lompat jauh. Semakin kuat tungkai seseorang, semakin kuat pula langkah dan lompatannya, dengan Asumsi kekuatan otot dan koordinasi gerakan yang baik.
Menurut Bollesteros (1979) dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Ade Mardiana, Purwadi, Wira Indra Satya, 2010: halaman 2.58-2.59) mengemukakan bahwa “Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu awalan dengan gaya vertical yang dihasilkan dari kekuatan kaki tolak. Hasil dari kedua gaya menentukan parabola titik gravitasi.”
b. Teknik Lompat Jauh
1) Awalan
Awalan berguna untuk mendapatkan kecepatan berlari setinggi-tingginya sebelum mencapai balok tumpuan. Untuk mencapai kecepatan maksimal dengan menggunakan jarak 30 sampai 40 meter. Latihan kecepatan dapat dilakukan dengan cara berulang-ulang. Kekuatan tungkai sangat menentukan kekuatan langkah dan jarak lompatan.
Kekuatan langkah dan kecepatan berlari dalam pengambilan awalan harus selalu sama atau rata-rata tetap. Menjelang 3 atau 4 langkah sebelum balok tumpuan, seorang pelompat harus dapat berkonsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan dengan kuat. Dengan catatan tidak mengurangi kecepatan dan panjang langkah.
2) Tumpuan
Tumpuan adalah perpindahan yang sangat cepat antara lari awalan dan melayang. Ketepatan tumpuan pada balok atau papan tumpu serta besarnya tenaga tolakan yang dihasilkan oleh kaki sangatlah menentukan pencapaian hasil lompatan. Oleh karena itu, latihan ketepatan menumpu pada balok tumpu dapat dilakukan dengan jumlah 5, 7, dan 9 langkah. Tumpuan kaki dapat dilakukan dengan kaki kiri maupun kanan, tergantung dari kaki mana yang lebih dominan. Pada waktu menumpu, badan harus condong ke depan, titik berat badan terletak agak di muka. Titik sumber tenaga, yaitu kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu, kemudian segera diikuti dengan gerakan kaki ayunkan ke arah depan atas dengan sudut tolakan kira-kira antara 40 sampai 45 derajat.
3) Melayang
Sikap badan di udara merupakan gaya pada nomor lompat jauh. Setelah pelompat menumpu pada balok tumpuan, maka badan akan terangkat melayang di udara, bersamaan dengan ayunan kedua lengan ke depan atas. Untuk mendapatkan tinggi dan jauhnya lompatan, harus meluruskan kaki tumpu selurus-lurusnya dan secepat-cepatnya. Pada waktu naik, badan harus dapat ditahan dalam keadaan rileks (tidak kaku), kemudian melakukan gerakan-gerakan sikap tubuh di udara (waktu melayang), inilah yang biasanya disebut gaya lompatan pada lompat jauh. Pada waktu di udara dengan sikap jongkok, saat kaki tolak menolak pada balok tumpu, kaki diayunkan ke depan atas untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, kemudian diikuti kaki tolak, menyusul kaki ayun. Saat melayang, kedua kaki sedikit ditekuk, sehingga posisi badan berada dalam sikap jongkok.
4) Mendarat
Sikap badan pada waktu mendarat, pelompat harus menjulurkan kedua tangan sejauh-jauhnya ke depan. Dengan tidak kehilangan keseimbangan badanya, supaya tidak jatuh ke belakang. Untuk mencegahnya, berat badan harus dibawa ke depan dengan cara membungkukkan badan dan lutut hampir merapat, dibantu dengan cara menjulurkan tangan ke depan. Pada waktu pendaratan, lutut dibengkokkan, sehingga memungkinkan suatu momentum membawa badan ke depan atas, kaki mendarat dilakukan dengan tumit terlebih dahulu mengenai tanah.
c. Lompat Jauh Gaya Jongkok
Cara melakukan lompat jauh gaya jongkok ini adalah setelah mengambil ancang-ancang dengan jarak kurang lebih 30-40 meter, kemudian lari secepat mungkin, menjelang tiga per empat langkah sebelum balok tumpuan harus konsentrasi untuk dapat melakukan tumpuan pada balok tumpuan.
Tumpuan menggunakan kaki yang dominan dan titik berat badan terletak di depan dan badan condong ke depan. Kemudian kaki tumpu menumpu secara tepat pada balok tumpu dan tubuh akan melayang di udara, pada saat itu kaki sedikit ditekuk sehingga posisi badan berada dalam posisi sikap jongkok, kemudian julurkan kaki ke depan diikuti ayunan tangan ke atas depan dan dijulurkan ke depan untuk keseimbangan waktu mendarat dengan tumit terlebih dahulu yang mengenai tanah dan kedua kaki rapat, lutut ditekuk.
2. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
b. Hakekat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang sangat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang Bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta didik.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran di antaranya adalah:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi, dan fitrah
5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat.
3. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut sebagai alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekkan sesuatu dalam proses pembelajaran.
Alat peraga dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu obyek sehingga mempermudah suatu persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci sebagai berikut:
1) Menimbulkan minat sasaran pendidikan
2) Mencapai sasaran yang lebih banyak
3) Membantu mengatasi hambatan bahasa
4) Merangsang sasaran pendidikan melaksanakan pesan-pesan kesehatan
5) Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
6) Merangsang sasaran pendidikan untuk Meneruskan pesan-pesan yan
7) diterima kepada orang lain
8) Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan
9) Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar