(PTK) Penjaskes Kelas X
JASA PEMBUATAN ADMINISTRASI BP/BK DI SEKOLAH DAN PTK/BK
HUBUNGI KAMI DI 081222940294
WA: 081222940294
BBM: 5AA33306
Untuk Detail Harga Administrasi Dan Perangkat BK Klik Disini
Untuk Pilihan Judul Dan detail Harga PTK/BK Klik Disini
Atau Cek FB Kami DISINI
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani
harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan
jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga
mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir
kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan
tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.
Pendidikan
jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan
penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada
siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu
diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.
Dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan
berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan /
olahraga, internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur kerjasama, dan
lain-lain) dari pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan
melalui pengajaran konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian
teoritis, namun melibatkan unsur fisik mental, intelektual, emosional
dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam pengajaran harus mendapatkan
sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga aktivitas yang dilakukan dapat
mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan siswa
dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi
yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan
memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Namun
kenyataan di lapangan dalam masa transisi perubahan kurikulum dari
kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 yang semula pendidikan jasmani dan
kesehatan dengan alokasi waktu 2 jam per minggu @ 40 menit, sekarang
Pendidikan Jasmani dengan alokasi waktu 3 jam per minggu @ 40 menit,
masih banyak kendala dalam menerapkan kurikulum tersebut. Hal ini
disebabkan karena belum adanya sosialisasi secara menyeluruh di jajaran
pendidikan sehingga masih banyak perbedaan penafsiran tentang pendidikan
jasmani utamanya dalam pembagian waktu jam pelajaran.
Adanya
ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani dalam kurikulum 2004
untuk jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA sebenarnya sangat membantu
pengajar pendidikan jasmani dalam mempersiapkan, melaksanakan dan
mengevaluasi kegiatan siswa. Adapun ruang lingkup pendidikan jasmani
meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri /
senam, aktivitas ritmik, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan
pendidikan luar kelas.
Sesuai
dengan karakteristik siswa SMA, usia 16 – 18 tahun kebanyakan dari
mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru harus mampu
mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami dan
memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut
seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan
afektif mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis.
Agar
standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana
sesuai dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam
kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Untuk itu perlu adanya
pendekatan, variasi maupun modifikasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa KELAS X SMA NEGERI 1 ....................( Tahun Pelajaran 2010/2011.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Kesegaran Jasmani melalui Pendekatan Bermain dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Siswa KELAS X SMA NEGERI 1 ....................( Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Dengan
adanya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan
pedoman bagi guru dan merupakan bahan kegiatan dalam pembelajaran, maka
siswa perlu mempelajari dan melaksanakan untuk mencapai kompetensi yang
sudah dirumuskan. Untuk mencapai standar kompetensi tersebut bukanlah
yang mudah. Adapun permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan
adalah sebagai berikut:
1. Banyak dikalangan pendidikan yang belum memahami tentang perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olah Raga.
2. Kurangnya
pemahaman dari siswa tentang maksud dan tujuan pendidikan jasmani
sehingga pada proses pembelajaran belum semua antusias untuk
beraktivitas jasmani.
3. Kurangnya
pemahaman tentang arti pentingnya tubuh bugar dan sehat, sehingga
mereka mengikuti pendidikan jasmani hanya sekedar ikut dan memperoleh
nilai.
C. Batasan Masalah
Penelitian
ini memiliki beberapa batasan yang perlu dikembangkan agar substansi
penelitian ini tidak melebar dan agar dapat kesepahaman penafsiran
tentang substansi yang ada dalam penelitian ini. Batasan-batasan masalah
tersebut adalah sebagaimana berikut ini:
1. Penelitian
ini hanya menitikberatkan pada model pembelajaran dengan pendekatan
bermain untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa.
2. Penelitian
ini menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan bermain pada
pendidikan jasmani dalam upaya meningkatkan tingkat kesegaran jasmani
siswa.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah
pembelajaran pendidikan jasmani dengan model pembelajaran dengan
pendekatan bermain tingkat kesegaran jasmani siswa dapat meningkat?
2. Seberapa
besar peningkatan tingkat kesegaran jasmani siswa setelah mengikuti
model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
E. Tujuan Pendidikan
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
- Mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
- Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa yang diajar dengan model pembelajaran dengan pendekatan bermain dalam pendidikan jasmani.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu :
1. Guru
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran
Untuk meningkatkan kualitas mengajar dan mencoba menerapkan model pembelajaran sebagai inovasi baru dalam proses pembelajaran
2. Siswa
Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain
3. Sekolah Dengan banyaknya model pembelajaran mereka mendapatkan banyak variasi dalam pembelajaran. Selain itu siswa dapat belajar sambil bermain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran.